Did You Know?
Terima kasih Pengunjungku :
Custom Search
Sunday, December 20, 2009
Apa itu Filariasis (Penyakit Kaki Gajah)?
Filariasis adalah nama penyakit menular, yang disebabkan oleh sekelompok cacing nematoda parasit yang tergabung dalam superfamilia Filarioidea. Gejala yang umum terlihat adalah terjadinya elefantiasis, berupa membesarnya tungkai bawah (kaki) dan kantung zakar (skrotum), sehingga penyakit ini secara awam dikenal sebagai penyakit kaki gajah.
Filariasis dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis (cacing guinea).
Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, untuk Dracunculus, disebarkan oleh kopepoda (Crustacea).
Apa gejala dan Tanda Filariasis ?
Banyak penderita filariasis (penyakit kaki gajah) tidak menunjukan gejala sama sekali, mereka terlihat sehat tetapi di dalam tubuhnya sudah terdapat jutaan cacing dewasa dan anak cacing yang beredar dalam darah.
Tahap awal/ akut:
Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari, lalu demam sembuh sendiri tanpa diobati, timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak, terasa adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan kearah ujung kaki atau tangan.
Tahap Lanjut /Kronis:
Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin wanita, akhir nya lama kelamaan menjadi cacat menetap.
Selain itu untuk mengetahui seseorang menderita Filariasis secara pasti adalah dengan pemeriksaan darah jari diketahui terdapat anak cacing (mikrofilaria)
Bagaimana mencegah Filariasi ?
Yaitu dengan menghindari tubuh dari gigitan nyamuk (tidur dengan kelambu, obat nyamuk dll), memberantas nyamuk, memeriksakan diri ke puskesmas serta mengikuti program pengobatan masal yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
Menurut Kepala Seksi (Kasie) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Tangsel, M Alwan, sejak tahun 2002 sampai 2009 ini, jumlah penderita filariasis di Kota Tangsel berjumlah 72 penduduk. Kecamatan Pamulang menjadi wilayah terbesar penderita kaki gajah dengan 12 penduduk, sedangkan Kecamatan Pondok Aren menjadi wilayah paling sedikit terjangkit filariasis dengan 1 penduduk sampai sekarang (surya).
Dan baru-baru ini UPT Puskesmas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah memberikan obat-gratis untuk mencegah penyakit Kaki Gajah (Filariasis) kepada warga VilaDago Pamulang. Ada 3 macam obat yang diberikan untuk penanganan penyakit kaki gajah ini, yaitu tablet DEC (100 mg) dan Albendazole (400 mg) serta Paracetamol (500 mg). Dimana obat-obatan tersebut, pertabletnya dapat digunakan untuk satu kali tiap tahun, dan harus dikonsumsi selama 5 tahun.
Obat ini tergolong obat keras. Ada efek samping yang diderita peminum obat, di antaranya mual, pusing, kejang-kejang, dan demam. Tak heran, bagi penderita sejumlah penyakit dalam, seperti jantung, asma, darah tinggi, diabetes, obat ini betul-betul terlarang untuk diminum. Karena sangat mungkin berpengaruh terhadap penyakit bawaan, dan bisa menimbulkan kematian.
Untuk itulah kita perlu berhati-hati dan benar-benar mengetahui serta mematuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk petugas kesehatan.
Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Filariasis
- http://en.wikipedia.org/wiki/Wuchereria_bancrofti
- http://www.tangerangonline.com
Filariasis dikelompokkan menjadi tiga macam, berdasarkan bagian tubuh atau jaringan yang menjadi tempat bersarangnya: filariasis limfatik, filariasis subkutan (bawah jaringan kulit), dan filariasis rongga serosa (serous cavity). Filariasis limfatik disebabkan Wuchereria bancrofti, Brugia malayi, dan Brugia timori.
Gejala elefantiasis (penebalan kulit dan jaringan-jaringan di bawahnya) sebenarnya hanya disebabkan oleh filariasis limfatik ini. B. timori diketahui jarang menyerang bagian kelamin, tetapi W. bancrofti dapat menyerang tungkai dada, serta alat kelamin. Filariasis subkutan disebabkan oleh Loa loa (cacing mata Afrika), Mansonella streptocerca, Onchocerca volvulus, dan Dracunculus medinensis (cacing guinea).
Mereka menghuni lapisan lemak yang ada di bawah lapisan kulit. Jenis filariasis yang terakhir disebabkan oleh Mansonella perstans dan Mansonella ozzardi, yang menghuni rongga perut. Semua parasit ini disebarkan melalui nyamuk atau lalat pengisap darah, untuk Dracunculus, disebarkan oleh kopepoda (Crustacea).
Apa gejala dan Tanda Filariasis ?
Banyak penderita filariasis (penyakit kaki gajah) tidak menunjukan gejala sama sekali, mereka terlihat sehat tetapi di dalam tubuhnya sudah terdapat jutaan cacing dewasa dan anak cacing yang beredar dalam darah.
Tahap awal/ akut:
Demam berulang 1-2 kali atau lebih setiap bulan selama 3-5 hari, lalu demam sembuh sendiri tanpa diobati, timbul benjolan dan terasa nyeri pada lipat paha atau ketiak, terasa adanya urat seperti tali yang berwarna merah dan sakit mulai dari pangkal paha atau ketiak dan berjalan kearah ujung kaki atau tangan.
Tahap Lanjut /Kronis:
Pada awalnya terjadi pembesaran yang hilang timbul pada kaki, tangan, kantong buah zakar, payudara, dan alat kelamin wanita, akhir nya lama kelamaan menjadi cacat menetap.
Selain itu untuk mengetahui seseorang menderita Filariasis secara pasti adalah dengan pemeriksaan darah jari diketahui terdapat anak cacing (mikrofilaria)
Bagaimana mencegah Filariasi ?
Yaitu dengan menghindari tubuh dari gigitan nyamuk (tidur dengan kelambu, obat nyamuk dll), memberantas nyamuk, memeriksakan diri ke puskesmas serta mengikuti program pengobatan masal yang dilaksanakan oleh Puskesmas.
Menurut Kepala Seksi (Kasie) Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Tangsel, M Alwan, sejak tahun 2002 sampai 2009 ini, jumlah penderita filariasis di Kota Tangsel berjumlah 72 penduduk. Kecamatan Pamulang menjadi wilayah terbesar penderita kaki gajah dengan 12 penduduk, sedangkan Kecamatan Pondok Aren menjadi wilayah paling sedikit terjangkit filariasis dengan 1 penduduk sampai sekarang (surya).
Dan baru-baru ini UPT Puskesmas Pamulang, Kota Tangerang Selatan (Tangsel) telah memberikan obat-gratis untuk mencegah penyakit Kaki Gajah (Filariasis) kepada warga VilaDago Pamulang. Ada 3 macam obat yang diberikan untuk penanganan penyakit kaki gajah ini, yaitu tablet DEC (100 mg) dan Albendazole (400 mg) serta Paracetamol (500 mg). Dimana obat-obatan tersebut, pertabletnya dapat digunakan untuk satu kali tiap tahun, dan harus dikonsumsi selama 5 tahun.
Obat ini tergolong obat keras. Ada efek samping yang diderita peminum obat, di antaranya mual, pusing, kejang-kejang, dan demam. Tak heran, bagi penderita sejumlah penyakit dalam, seperti jantung, asma, darah tinggi, diabetes, obat ini betul-betul terlarang untuk diminum. Karena sangat mungkin berpengaruh terhadap penyakit bawaan, dan bisa menimbulkan kematian.
Untuk itulah kita perlu berhati-hati dan benar-benar mengetahui serta mematuhi aturan pengobatan sesuai petunjuk petugas kesehatan.
Sumber :
- http://id.wikipedia.org/wiki/Filariasis
- http://en.wikipedia.org/wiki/Wuchereria_bancrofti
- http://www.tangerangonline.com
Labels: Biologi, filariasis, kaki gajah
1 Comment:
-
- harry seenthing said...
December 21, 2009 at 10:30 PMwakh informasinya keren.....
Subscribe to:
Post Comments (Atom)