Did You Know?
Terima kasih Pengunjungku :
Custom Search
Wednesday, July 15, 2009
The Earth's Greenhouse Effect
Sebenarnya yang dikenal sebagai “gas rumah kaca”, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka bumi ini.
Mencairnya salju di Greenland
Kita semua tahu bersama tentang permasalahan yang dialami oleh bumi yang sedang marak diperbincangkan, akrab dipanggil oleh masyarakat dunia dengan sebutan global warming. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melaporkan penelitiannya bahwa suhu bumi saat ini mencapai 0,15 - 0,30 C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis mencair. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi krisis kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
Pulau-pulau di Indonesia Tenggelam
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam seluruhnya.
Kemungkinan tenggelamnya sekitar 2.000 pulau di Indonesia pada 2030-2050 disebabkan dampak pemanasan global bukan sekadar isapan jempol. Hasil pendataan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dalam dua tahun terakhir menunjukkan, sudah 24 pulau tenggelam karena penggalian pasir, abrasi, dan perubahan alam. Luas wilayah pulau-pulau lainnya juga berkurang.
Upaya Mengurangi Efek Global Warming
Kita bisa meminimalisir terjadinya perkembangan dari efek global warming tersebut dengan memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti :
1. Menggunakan aliran listrik seperlunya, jika memang penggunaan listrik sudah tidak diperlukan lagi lebih segera dimatikan. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi.
2. Mengganti bola lampu menjadi berjenis CFL dan disesuaikan dengan daya listrik. Pemakaian bola lampu berjenis ini dapat menghemat penggunaan listrik.
3. Membersihkan bola lampu, karena debu bisa mengurangi tingkat pencahayaan hingga 5%.
4. Jika terpaksa memakai pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner). Sebelumnya pastikan pintu dan jendela dalam keadaan tertutup pada saat pendingin ruangan dinyalakan.
5. Mengatur penggunaan alat elektronik menggunakan fasilitas timer, seperti untuk AC, microwave, oven, magic jar, dan lain sebagainya.
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Mulailah mencoba dalam menanam pohon atau tanaman disekitar lingkungan.
8. Mengeringkan pakaian diluar rumah agar terkena hembusan angin dan sorotan panas matahari, karena itu lebih baik daripada menggunakan mesin (dryer) yang dapat mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah yang cukup banyak.
9. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.
10. Menghemat penggunaan kertas, karena proses pembuatan kertas membutuhkan biaya yang cukup besar, ditambah lagi bahan dasar sehingga bisa terbentuknya kertas berasal dari kayu yang dimiliki oleh pepohohonan.
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah-sampah yang berasal dari plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Kita juga dapat mengumpulkannya dan mendaur ulang kembali sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan.
Untuk lebih dalam lagi mengulas tuntas tentang global warming, silahkan mendownload E-Book gratisnya disini. Selamat membaca!.. Semoga bermanfa'at.
Sebenarnya yang dikenal sebagai “gas rumah kaca”, adalah suatu efek, dimana molekul-molekul yang ada di atmosfer kita bersifat seperti memberi efek rumah kaca. Efek rumah kaca sendiri, merupakan efek yang alamiah untuk menjaga temperatur permukaaan bumi berada pada temperatur normal, sekitar 30°C, atau kalau tidak, maka tentu saja tidak akan ada kehidupan di muka bumi ini.
Mencairnya salju di Greenland
Kita semua tahu bersama tentang permasalahan yang dialami oleh bumi yang sedang marak diperbincangkan, akrab dipanggil oleh masyarakat dunia dengan sebutan global warming. IPCC (Intergovernmental Panel on Climate Change) melaporkan penelitiannya bahwa suhu bumi saat ini mencapai 0,15 - 0,30 C. Jika peningkatan suhu itu terus berlanjut, diperkirakan pada tahun 2040 (33 tahun dari sekarang) lapisan es di kutub-kutub bumi akan habis mencair. Dan jika bumi masih terus memanas, pada tahun 2050 akan terjadi krisis kekurangan air tawar, sehingga kelaparan pun akan meluas di seantero jagat.
Pulau-pulau di Indonesia Tenggelam
Hasil studi yang dilakukan ilmuwan di Pusat Pengembangan Kawasan Pesisir dan Laut, Institut Teknologi Bandung (2007), pun tak kalah mengerikan. Ternyata, permukaan air laut Teluk Jakarta meningkat setinggi 0,8 cm. Jika suhu bumi terus meningkat, maka diperkirakan, pada tahun 2050 daerah-daerah di Jakarta (seperti : Kosambi, Penjaringan, dan Cilincing) dan Bekasi (seperti : Muaragembong, Babelan, dan Tarumajaya) akan terendam seluruhnya.
Kemungkinan tenggelamnya sekitar 2.000 pulau di Indonesia pada 2030-2050 disebabkan dampak pemanasan global bukan sekadar isapan jempol. Hasil pendataan Departemen Kelautan dan Perikanan (DKP) dalam dua tahun terakhir menunjukkan, sudah 24 pulau tenggelam karena penggalian pasir, abrasi, dan perubahan alam. Luas wilayah pulau-pulau lainnya juga berkurang.
Upaya Mengurangi Efek Global Warming
Kita bisa meminimalisir terjadinya perkembangan dari efek global warming tersebut dengan memulai dari hal yang terkecil terlebih dahulu seperti :
1. Menggunakan aliran listrik seperlunya, jika memang penggunaan listrik sudah tidak diperlukan lagi lebih segera dimatikan. Meski listrik tak mengeluarkan emisi karbon, pembangkit listrik PLN menggunakan bahan bakar fosil penyumbang besar emisi.
2. Mengganti bola lampu menjadi berjenis CFL dan disesuaikan dengan daya listrik. Pemakaian bola lampu berjenis ini dapat menghemat penggunaan listrik.
3. Membersihkan bola lampu, karena debu bisa mengurangi tingkat pencahayaan hingga 5%.
4. Jika terpaksa memakai pendingin ruangan atau AC (Air Conditioner). Sebelumnya pastikan pintu dan jendela dalam keadaan tertutup pada saat pendingin ruangan dinyalakan.
5. Mengatur penggunaan alat elektronik menggunakan fasilitas timer, seperti untuk AC, microwave, oven, magic jar, dan lain sebagainya.
6. Alihkan panas limbah mesin AC untuk mengoperasikan water-heater.
7. Mulailah mencoba dalam menanam pohon atau tanaman disekitar lingkungan.
8. Mengeringkan pakaian diluar rumah agar terkena hembusan angin dan sorotan panas matahari, karena itu lebih baik daripada menggunakan mesin (dryer) yang dapat mengeluarkan emisi karbon dalam jumlah yang cukup banyak.
9. Pergunakan kendaraan umum untuk mengurangi polusi udara yang dihasilkan oleh kendaraan-kendaraan bermotor.
10. Menghemat penggunaan kertas, karena proses pembuatan kertas membutuhkan biaya yang cukup besar, ditambah lagi bahan dasar sehingga bisa terbentuknya kertas berasal dari kayu yang dimiliki oleh pepohohonan.
11. Say no to plastic. Hampir semua sampah-sampah yang berasal dari plastik menghasilkan gas berbahaya ketika dibakar. Kita juga dapat mengumpulkannya dan mendaur ulang kembali sampah-sampah plastik yang telah dikumpulkan.
Untuk lebih dalam lagi mengulas tuntas tentang global warming, silahkan mendownload E-Book gratisnya disini. Selamat membaca!.. Semoga bermanfa'at.
"Save our World , Sekarang atau hancur sama sekali..!!!"
Referensi :
http://langitselatan.com/
http://groups.yahoo.com/group/tamasyaclub/message/2543
http://smkinfo.school-press.com/
http://wiroganteng.wordpress.com
4 Comments:
-
- SUARA RAKYAT said...
July 15, 2009 at 4:07 PMsalam.. sewaktu kuliah di IPB 1979-83, tiap hari pasti hujan. Malem nggak bisa tidur kalo jendela nggak di tutup rapat, soalnya dingin sekali. Tapi waktu ini, khabarnya Bogor nggak seperti dulu lagi, udah panas katanya. jadi efek rumah kaca ini sudah kerasa sekarang. di negeri ku Sabah Malaysia, temperaturnya udah panas sekali, jauh bedanya 30 tahun lalu. Malah pantai-pantai keluasan pasirnya sudah sempit. Sungai pada kering. kayanya.. efek rumah kaca ini sangat terasa di negeri ku ini.- ~PakKaramu~ said...
July 15, 2009 at 5:58 PMSalam ziarah dari pak Karamu- Anonymous said...
July 18, 2009 at 4:30 PMhello... hapi blogging... have a nice day! just visiting here....- idyavie said...
July 18, 2009 at 10:58 PMSalam...nice blog...salam kunjung ke idyavie.blogspot.com & register as my follower TQ
Subscribe to:
Post Comments (Atom)