CLICK HERE FOR BLOGGER TEMPLATES AND MYSPACE LAYOUTS »

Did You Know?

Visit Yogyakarta / Jogja

Terima kasih Pengunjungku :

Custom Search

Sunday, January 11, 2009

Oleh-oleh dari Personality Development Program by ARIS AHMAD JAYA dan Sekolah AL-Zahra Indonesia:

Setiap kita adalah orang sukses, kita sukses mencapai keberhasilan atau sukses mencapai kegagalan, itu yang membedakannya. Sukses dan gagal terkadang hanya dibedakan oleh sebuah garis tipis.

· Orang sukses senantiasa berusaha menjadi bukti, sedangkan orang gagal senantiasa menunggu bukti

· Orang sukses senantiasa optimis dengan melihat peluang dalam masalah sedangkan orang gagal senantiasa melihat masalah dalam setiap peluang

· Orang sukses senantiasa berkata sulit tapi bias sedangkan orang gagal senantiasa berkata bias tapi sulit

· Orang sukses berkeyakinan lebih baik mencoba lalu gagal dari pada tidak pernah gagal karena tiak pernah mencoba.

· Orang sukses tahu apa yang dia tahu dan tahu apa yang tidak tahu sehingga dapat belajar untuk menjadi tahu. Sedangkan orang gagal tidak tahu apa yang dia tahu sehingga selalu lupa bahwa dia sebenarnya pernah tahu dan tidak tahu apa yang dia tidak ketahui sehingga tidak mampu memperbaiki diri karena merasa tahu apa yang sebenarnya dia tidak ketahui.

· Orang sukses senantisa bangun kembali ketika gagal dan mencoba kembali dengan cara yang lebih cerdas, sedangkan orang gagal senantisa menyerah setiap kali jatuh dan mencari pihak lain sebagai kambing hitam kegagalannya tanpa melakukan evaluasi diri.

Karakter pemenang dan pecundang ternyata dibentuk oleh pola pikir (Mindset) , semua diawali dari bagaimana kita berpikir yang kemudian bagaimana kita berkata lalu bagaimana kita berperilaku.

CHANGE YOUR BELIEFS AND YOU CHANGE YOUR DESTINY - STERLING W. SILL

Sebelum kita masuk pada pembentukan pola pikir (Mindset) mari kita pahami dulu apa itu mindset. Mindset adalah kepercayaan - kepercayaan yang memengaruhi sikap seseorang yang berikutnya menentukan perilaku dan pandangan, sikap serta masa depan seseorang.

Dengan demikian kalau kita mau merubah mindset maka kita harus merubah belief atau kumpulan kepercayaan kita.

Menurut filosofi Transformational Thinking, manusia terdiri atas tiga system yaitu sistem perilaku (Behaviour system), Sistem Berpikir (Thinking System) dan Sistem Kepercayaan (Belief System).

Sistem perilaku (Behaviour system) adalah cara kita berinteraksi dengan dunia luar, juga interaksi dengan realitas. Sehingga perilaku akan memengaruhi pengalaman, dan pengalaman akan memengaruhi system berpikir.

Sistem Berpikir (Thinking System) berlaku sebagai filterdua arah yang menerjemahkan berbagai kejadian atau pengalaman yang kita alami menjadi suatu kepercayaan, yang selanjutnya kepercayaan akan mempebgaruhi tindakan kita sehingga menciptakan realitas kita.

Sistem Kepercayaan (Belief System) inti segala sesutau yang kita yakini sebagai realitas, kebenaran, nilai hidup, dan yang kita tahu tentang dunia ini.

Ada beberapa faktor yang menyebabkan sesorang sulit berubah

1. Merasa tidak punya masalah
2. Mau berubah tapi tidak tahu caranya
3. Tidak mau berubah walau tahu caranya
4. Takut perubahan akan membawa dampak negative
5. Tidak mau merubah bilief yang kurang tepat atau salah.

Bagaimana belief bisa terbentuk dari salah satu cara dbawah ini.

Sebelumnya kita perlu mengenal teori pikiran.. Seperti kita tahu kita punya dua macam pikiran, yaitu pikiran sadar dan tidak sadar.


Pikiran sadar memiliki empat fungsi spesifik yaitu:

1. Mengidentifikasi informasi yang masuk (diterima lewat panca indra (penglihatan, pendengaran, penciuman, pengecap, sentuhan)

2. Membandingkan (informasi yang masuk dibandingkan dengan database (referensi, pengalaman, dan segala informasi yang ada di pikiran bawah sadar)

3. Menganalisis

4. Memutuskan

Pikiran Bawah Sadar memilki fungsi/ menyimpan hal-hal sebagai berikut:

1. Kebiasaan baik, buruk maupun reflek.
2. Emosi (Bagaimanakita mengenai keadaan, hal-hal tertentu atau terhadap orang lain.
3. Memori nJangka panjang
4. Kepribadian
5. Intuisi ( Perasaan mengetahui sesuatu secara instingtif)
6. Kreatifitas
7. Persepsi (melihat dunia berdasar sudut pandang kita)
8. Belief (sesuatu yang kita yakini sebagai hal yang benar.

Ada 5 filter cara untuk masuk ke pikiran bawah sadar sehingga terbentuklah pola pikir

Yaitu :

1. REPETISI
Suatu informasi yang diulang-ulang capat atau lambat bila kita tidak hati-hati dan sadar akan kita temui sebagi kebenaran. Repetisi dapat menembus filter mental yang ada dipikiran sadar yang berikutnya masuk pada pikiran bawah sadar. Dalam berbagai seminar kita diajarkan untuk mengucapkan afirmasi yang dibaca berulang-ulang pagi, siang dan malam dengan harapan afirmasi masuk kedalam pikiran bawah sadar.

Contoh afirmasi “ Saya adalah orang beruntung dan akan bertemu dengan orang yang membawa keberuntungan. Dan apapun yang terjadi hari ini adalah tanda-tanda keberuntunganku”.

2. IDENTIFIKASI KELOMPOK ATAU KELUARGA
Hal-hal yang dipercayai keluarga atau kelompok kita lambat laun akan masuk kedalam diri kita dan berikutnya kita adopsi sebagai belief kita.

3. IDE YANG DISAMPAIKAN FIGUR YANG DIPANDANG MEMILIKI OTORITAS

Hati-hati terhadap figure otoritas, seperti bintang film, dokter, pembicara publik atau siapa saja yang dipandang pakar. Apa yang disampaikan mereka cenderung masuk ke pikiran bawah sadar dan diterima sebagai kebenaran.

4. EMOSI YANG INTENS
Sebuah pengalaman yang dialami dengan emosi yan g intens akan sangat mudah menjadi belief yang kuat.

Contoh seorang anak yang senantisa melihat ayah dan ibunya sering ribut dan bertengkar soal uang , akan percaya uang sebagai sumber keributan keluarga, ,maka anak tersebut tumbuh dengan belief yang menghambat dirinya dibidang financial.

5. KONDISI ALFA (HIPNOSIS)
Apa yang masuk dalam otak bawah sadar melalui sugesti akan diterima sepenuhnya sebagai suatu kebenaran.

MERUBAH POLA PIKIR
Sekelompok wisatawan tertahan di suatu tempat asing di luar kota. Mereka hanya menemukan bahan makanan yang kedaluwarsa. Karena lapar, mereka terpaksa menyantapnya, meskipun sebelumnya dicobakan dulu kepada seekor anjing yang ternyata menikmatinya dan tak terlihat efek sampingnya. Keesokan harinya, ketika mendengar anjing itu mati, semua orang menjadi cemas. Banyak yang mulai muntah dan mengeluh badannya panas atau terserang diare. Seorang dokter dipanggil untuk merawat para penderita keracunan makanan. Kemudian sang dokter mulai mencari sebab-musabab kematian si anjing yang dijadikan hewan percobaan tersebut. Ketika dilacak, eh ternyata anjing itu sudah mati karena terlindas mobil. Apa yang menarik dari cerita di atas? Ternyata kita bereaksi menurut apa yang kita pikirkan, bukan berdasarkan kenyataan itu sendiri. We see the world as we are, not as it is. Akar segala sesuatu adalah cara kita melihat. Cara kita melihat mempengaruhi apa yang kita lakukan, dan apa yang kita lakukan mempengaruhi apa yang kita dapatkan. Ini disebut sebagai model See-Do-Get.


MERUBAH POLA AKSI DENGAN MEMAHAMI MAKNA PUAS DAN BAHAGIA
Meraih Jiwa yang sejahtera dan Bahagia.

Jiwa yang bahagia menggambarkan seberapa positif seseorang menghayati dan menjalani fungsi fungsi psikologisnya. Peneliti psychological well-being, Ryff (1995) menyatakan, seseorang yang jiwanya sejahtera tidak sekadar bebas dari tekanan atau masalah mental yang lain. Lebih dari itu, ia juga memiliki penilaian positif terhadap dirinya dan mampu bertindak secara otonomi, serta tidak mudah hanyut oleh pengaruh lingkungan.

ADAKAH manusia yang tak ingin bahagia? Andaikan pun ada, pasti sangat sulit ditemukan. Bahkan, ketika menyaksikan sepenggal kisah kehidupan manusia dalam film yang notabene sengaja dibuat, penonton berharap adegan happy ending, yakni akhir cerita bahagia. Sebagian orang menganggap kebahagiaan bersifat relatif, sehingga ukuran bahagia bagi setiap orang berbeda satu sama lain. Kebutuhan uang mendorong orang bertekun mencari dan memperolehnya. Berbagai cara pun ditempuh, termasuk korupsi. Setelah memenuhi seluruh kebutuhannya, dapatkah yang bersangkutan disebut bahagia? Bayangkanlah suatu keadaan saat Anda tidak dipenuhi berbagai tugas,kewajiban, dan tanggung jawab. Tidak ada tagihan-tagihan, tidak ada rencana berlibur atau membeli sesuatu yang cukup mahal, tidak ada target yang mengejar. Juga tidak ada jadwal rapat yang padat atau deretan daftar janji, dan sebagainya. Apabila dibandingkan dengan keadaan ketika semua itu memenuhi keseharian Anda, manakah yang paling membahagiakan? Wajar jika Anda kesulitan menentukan pilihan.
Sebab bahagia itu relatif dan tidak terukur.

Keadaan bahagia sering kali diasosiasikan dengan puas. Kendati kedua hal itu memiliki ukuran yang sangat berbeda. Tak jarang orang menyatakan dirinya berbahagia pada saat ia merasa puas telah memperoleh apa yang diinginkannya. Bahagia yang dimaknai sebagai kepuasan memang bersifat relatif. Puas bagi seseorang belum tentu dapat diukurkan bagi orang lain. Ada yang sudah puas memiliki sepuluh keping, tapi yang lain belum.

Sebaliknya, bahagia yang sejati justru dapat diterima oleh semua orang. Indikasi kunci dari perasaan bahagia adalah kesejahteraan psikis (psychological well-being).

Kebahagiaan seseorang mempengaruhi sekelilingnya secara positif karena orang yang bahagia memancarkan energi positif. Sedangkan puas tidak mempunyai makna sedalam itu. Sebab perasaan puas lekas surut, kemudian muncul kembali tuntutan pemuasan terhadap rasa tidak puas yang lain. Begitu seterusnya, lingkaran puas-tidak puas itu berputar. Puas berarti terpenuhinya kebutuhan pada level tertentu, padahal kebutuhan manusia terus meningkat, sehingga puas tidak pernah benar-benar tercapai. Puas berorientasi pada hasil, sedangkan bahagia adalah proses mengisi hidup secara bermakna. Bahagia mengandung makna kenikmatan tertinggi, dibandingkan dengan puas yang cenderung berupa kenikmatan temporer dan fluktuatif. Ambil contoh perilaku makan. Hal biasa yang dilakukan orang terkait kebutuhan primer. Ketika merasa lapar, orang segera menyantap makanan yang tersedia dengan lahap, lalu merasa kenyang. Nikmat dan nyaman sesaat terlepas dari lapar merupakan satu bentuk
kepuasan.

Berbeda ketika pertama-tama orang mensyukuri makanan yang terhidang di hadapannya. Selanjutnya ia mulai mengunyah perlahan-lahan, sembari merasakan sensasi dari setiap rasa yang menyentuh rongga mulut, lidah, tenggorokan, bahkan seolah-olah merasakan perjalanan makanan di ruang lambung. Kenikmatan menyentuh seluruh indra hingga ke perasaan, sehingga setiap kali memperoleh makanan, orang ingin mengulang sensasi tersebut. Cara ini mengubah makna makan lebih dari sekadar mengisi perut dan merasa kenyang.

Nikmatnya tidak terletak pada variasi menu makanan, rasa atau banyaknya makanan yang tersedia. Namun lebih pada saat berlangsungnya proses makan itu sendiri. Cara menyantap dan menikmati sensasi di seluruh raga dan rasa, menghadirkan perasaan puncak yang tak tertandingi. Bahkan, oleh harga makanan maupun rasa kenyang. Demikianlah kira-kira keadaan ini beranalogi dengan bahagia. Kebahagiaan dapat mempengaruhi lingkungan.

Pernahkah kita yang sedang tidak lapar tiba-tiba tergiur untuk menikmati makanan yang tengah disantap seseorang di dekat kita? Sebabnya bukan karena kita tahu makanan itu enak atau mengenyangkan, tapi orang yang sedang makan itu tampak sangat menikmati. Rasa kenyang seseorang tidak dapat dinikmati orang lain. Namun kenikmatan yang tertangkap pada orang yang bersantap menggugah orang-orang di sekelilingnya. Cara berbahagia adalah upaya meraih kebahagiaan. Bahagia berarti mencapai kesejahteraan psikis pada setiap kondisi dan situasi.

Hidup tidak hanya hitam dan putih, namun dipenuhi beragam warna. Berbagai situasi dan kondisi hidup, entah itu senang, susah, biasa-biasa, rutin, monoton, semua harus bisa dan berani dihadapi. Berpijak pada uraian-uraian sebelumnya, paradigma, dan pemahaman bahagia, merupakan langkah untuk memiliki bahagia.

Pertama, bahagia bukan tujuan, tapi proses. Adalah sia-sia jika seseorang menempatkan bahagia di ujung harapan, lalu berangan menggapainya. Upaya ini rentan mendekatkan manusia pada kondisi depresi. Bahagia ada di dalam proses hidup, apa pun tujuan kepuasan yang ingin dicapai. Dengan menikmati setiap gulir waktu, peristiwa, persoalan, pemecahan masalah, maka bahagia dengan sendirinya telah dimiliki. Pada saat orang mampu memberi makna positif pada setiap detail kehidupannya, maka ia memiliki bahagia. Makna positif itu adalah membiarkan seluruh diri melebur di dalam waktu. Melepaskan kecemasan dan ketakutan, membebaskan pikiran dari upaya-upaya pembelaan diri yang kaku. Merasakan denyut nadi, detak jantung, dan aliran darah, secara alamiah, hingga melonggarkan manusia dari pola- pola tidak sehat. Menyerahkan jiwa sepenuhnya pada proses kehidupan yang tengah bergulir atau dengan kata lain pasrah.
Kedua, bahagia memiliki kekuatan resonansi. Kebahagiaan yang dimiliki seseorang akan dapat menggetarkan sekelilingnya, sehingga orang lain turut merasakannya dan memiliki bahagia. Cara kita menikmati proses demi proses kehidupan adalah inspirasi bagi orang lain. Berbuat sesuatu yang inspiratif seharusnya jauh dari perbuatan buruk, melanggar norma ataupun merugikan orang lain. Menginspirasikan nilai hidup positif bagi orang lain adalah kebahagiaan. Apabila kebahagiaan seseorang menimbulkan prasangka buruk di dalam lingkungannya tentu saja nilai kepuasan akan hilang. Namun proses yang dibiarkan mengalir didasari niat tulus dan jiwa tenang beralaskan prinsip adalah bahagia yang menetap, waktulah yang bertugas menjawabnya.

Ketiga, keadaan bahagia bukannya tanpa kesulitan hidup. Keliru besar jika seseorang ingin memiliki bahagia dengan cara menjauhi masalah masalah kehidupan. Justru kebahagiaan menyusup, ketika dengan berani, pribadi matang, pengendalian diri, dan dengan bijak, orang menghadapi persoalan hidup. Barangkali ada yang bertanya, bagaimana mungkin saya berbahagia pada saat orang yang sangat saya kasihi pergi meninggalkan saya untuk selama-lamanya? Kenapa tidak mungkin? Ketika Anda menangis, bersedih, meratap, pasti Anda tahu bahwa ada kondisi kebalikannya. Menyadari betapa beruntungnya Anda pernah memiliki saat- saat indah bersamanya, merupakan proses bahwa Anda bahagia memiliki semua, baik di saat senang maupun saat susah.
Keempat, materi bukan ukuran kebahagiaan. Jika bahagia semata materi, maka depresi pun mengintai jiwa manusia. Orang akan terjebak pada lingkaran puas-tidak puas. Bahagia adalah perasaan cinta yang dibiasakan dan dipilih setiap orang, sehingga mencari cara untuk berbahagia dengan memiliki seluruh dunia adalah sia-sia. Bahagia bukan hal yang relatif, namun adalah karakter yang dibangun dari kebiasaan orang dalam proses mengisi hidup agar sungguh-sungguh bermakna. Menikmati hidup dengan tidak memusatkannya pada situasi dan kondisi yang baik atau buruk. Setiap orang bebas memilih untuk mau berbahagia atau tidak. Apabila orang sungguh-sungguh ingin berbahagia maka ia tahu bahagia sudah dimilikinya.


100% SUCCESS MINDSET
PEMBICARA motivasi terkenal Jim Rohn pernah berkata, "You can't hire someone else to do your push-ups for you." (Anda tidak dapat menyewa orang lain untuk melakukan push-up untuk Anda). Tepat sekali! Kesuksesan Anda tergantung 100% dari kerja keras Anda bukan oleh orang lain. 100% success mindset mempunyai konsep bahwa Andalah yang memegang kendali dari kesuksesan dan kegagalan Anda. Konsep sukses yang akan saya paparkan hanyalah merupakan peta untuk mencapai kesuksesan, namun sekali lagi Anda sendirilah yang harus bekerja untuk mendapatkannya.

Suatu kenyataan yang hampir diterima oleh banyak orang bahwa seseorang/sesuatu (bukan diri kita) yang menyebabkan hidup ini bahagia atau sedih, kaya atau miskin, berhasil atau gagal. Namun kebenaran yang pasti adalah kitalah yang sebenarnya menentukan kualitas hidup kita. Banyak orang terjebak dengan apa yang digambarkan oleh akronim berikut: B.E.D.

B mewakili Blame (sifat menyalahkan keadaan/orang lain) yang menyebabkan seseorang melemparkan tanggung jawab kegagalan mereka kepada orang lain. Sifat yang satu ini adalah sifat yang sama sekali tidak membentuk sikap positif dalam diri seseoang dan orang yang satu ini melarikan diri dari kenyataan yang sebenarnya bahwa dialah yang harus dipersalahkan atau dihargai untuk kegagalan atau kesuksesannya.

E merepresentasikan Excuse (alasan-alasan yang menguatkan mengapa seseorang gagal), tepat sekali apa yang dikatakan oleh George Washington Carver bahwa 99% kegagalan berasal dari orang-orang yang memiliki kebiasaan mencari alasan-alasan.

D mengartikannya sebagai Denial (penyangkalan diri), pada level ini seseorang sudah menolak perubahan dan menerima kenyataan bahwa memang inilah kondisi yang harus diterima. Proses penyangkalan ini bejalan selama bertahun-tahun, dimulai dengan menyalahkan orang lain / keadaan kemudian mencari beribu-ribu alasan untuk menetapkan bahwa bukan dialah yang bertanggung atas semua yang terjadi dalam hidup ini dan jika penyangkalan ini terus berlangsung, hal ini akan menuju kepada kegagalan yang final.


Start with your Attitude
Saya yakin dengan kondisi harga tiket pesawat yang semakin murah, setidak-tidaknya Anda pernah mempunyai pengalaman naik pesawat. Khususnya lagi untuk pesawat yang menawarkan harga yang murah, penumpang mungkin agak takut ketika berada di udara mengingat murahnya tiket berhubungan langsung dengan perawatan pesawat. Jika seandainya mesin pesawat pada sayap kiri mendadak tidak berfungsi reaksi pilot mana yang Anda akan pilih (1). Sang pilot keluar dari kokpitnya dan berlari berteriak-teriak di depan penumpang dengan berkata, "habislah kita semua, pesawat ini akan jatuh dan saya tidak mampu menyelamatkannya.", atau (2). Sang pilot dengan tenang melalui mikrofonnya menyampaikan bahwa salah satu mesin pesawat tidak berfungsi dan ia sedang mencoba membenarkannya dan menghimbau agar penumpang tetap tenang walaupun akan ada goncangan sampai mesin dapat diperbaiki. Saya yakin Anda mencari pilot yang memiliki attitude seperti pada point 2. Kesimpulannya, sebelum Anda mampu menetapkan bahwa segala sesuatu merupakan tanggung jawab Anda 100%, Anda harus terlebih dahulu mengubah sikap Anda. Tidak ada satupun sikap negatif yang dapat memperbaiki keadaan. Hanya dengan bersikap positif-lah, Anda dapat menerima keadaan yang terburukpun dan mampu mengubahnya menjadi sesuatu yang lebih baik lagi.


It's the Inside Problem!
Ada sebuah cerita yang menarik yang menceritakan mengenai seorang tua yang berjalan di kegelapan malam dan berhenti di bawah sebuah lampu jalanan dan mencari sesuatu di bawah sinar lampu itu. Kemudian datanglah seorang muda menanyakan kepada orang tua itu, apa yang sedang ia lakukan? Jawabnya, "Saya sedang mencari kunci saya yang hilang." Anak muda itu langsung menawarkan bantuannya untuk mencari kunci itu. Setelah dua jam ia membantu mencari, akhirnya ia menyerah dan kemudian ia berkata kepada orang tua itu, "Kita telah mencari di semua tempat sekitar sini dan belum juga menemukannya; apakah Anda yakin Anda kehilangan kunci itu di sekitar tempat ini? Orang tua itu menjawab, "Tidak, kunci itu hilang di rumah, tapi rumah saya tidak memiliki penerangan dan tempat ini lebih terang dari rumah saya." Cerita yang lucu ini mengingatkan kita untuk tidak mencari alasan atau kunci sukses di luar sana, karena semuanya berada dalam diri kita dan hanya kitalah yang mampu mengubahnya.

Throw Your Excuses!
Anda harus berhenti mencari-cari alasan atas kegagalan Anda. Saya yakin semua orang mempunyai alasan-alasan yang berbeda mengapa mereka gagal. Jika Anda mendengarnya, alasan itu kedengarannya begitu masuk akal. Ada yang berkata, ini semua karena kesalahan orang tua saya karena tidak memberikan pendidikan yang cukup, ada lagi yang berkata, ini adalah kesalahan orang tua saya karena terlalu memanjakan saya akibatnya saya tidak berhasil; ini adalah kesalahan boss saya, karena tidak menempatkan saya di posisi yang tepat, ini kesalahan pelanggan saya, karena terlalu menekan komisi saya sehingga saya tidak dapat memberikan servis yang terbaik, dan juga karena pelanggan saya yang menetapkan harga jual rumah yang terlalu tinggi, sehingga saya tidak mampu menjualnya. Apakah Anda pernah mendengar keluhan klasik seperti di atas? Semuanya kedengarannya sangat masuk akal, namun dengan menerima kenyataan-kenyataan ini, Anda tidak akan mendapatkan hasil yang baik. Begitu banyak orang ingin agar dunia ini berubah terlebih dahulu sebelum ia berubah. Seperti banyak orang berkata bahwa ia akan berhenti korupsi jika negara ini berhenti korupsi; bagaimana hal ini bisa terjadi dengan rakyat yang mempunyai mental seperti ini. Saya teringat sebuah kantor MB yang telah tutup, MB-nya berkata bahwa ia akan berusaha lagi kalau krisis di negara kita sudah berlalu, ia juga menyampaikan akan memulai lagi jika komisi sudah standard dan open listing di hapuskan. Menurut Anda kapan ia akan memulai lagi? Jawabnya tidak pernah karena bukanlah hal-hal ini yang harus berubah tetapi kitalah yang harus berubah! Hal-hal yang baru saja saya sebutkan sampai saat ini belum berubah.

E + R = O

Dr. Robert Resnick seorang pakar psikoterapi di Los Angeles mengungkapkan suatu teori yang sederhana namun sangat penting untuk menjelaskan arti dari 100% success mindset. Ia mengatakan E (Event) + R (Response) = O (Outcome). Formula sederhana ini menjelaskan bahwa setiap hasil dari pengalaman hidup ini (baik gagal maupun sukses, kaya ataupun miskin) adalah hasil dari bagaimana kita merespon terhadap kejadian-kejadian dalam hidup kita. Jika Anda tidak menyukai hasil yang Anda dapatkan sekarang, ada dua pilihan yang dapat Anda ambil:

Anda dapat menyalahkan event-nya yang mengakibatkan hasil yang tidak Anda inginkan. Dengan kata lain, Anda akan menyalahkan situasi ekonomi yang jelek, kenaikan harga BBM, kurangnya pendidikan Anda, system yang tidak baik dan masih banyak lagi yang dapat Anda salahkan karena event inilah yang menyebabkan kegagalan Anda. Dengan berpikir seperti ini, Anda tidak sepenuhnya salah, memang inilah kenyataan hidup ini, dan dunia ini tidak sempurna. Namun dengan memiliki sikap yang seperti ini, akankah Anda akan mengambil tindakan untuk berubah ? Akankah event tersebut dapat berubah? Menurut Anda, apakah lebih mudah merubah event atau merubah response Anda ? Event adalah kejadian yang terjadi dan seringkali tidak dapat diubah. Yang menentukan keberhasilan seseorang bukan event-nya tetapi response terhadap event tersebut.

Anda dapat mengubah response terhadap event-nya sampai Anda mendapatkan hasil yang Anda inginkan. Inilah sikap yang dianut oleh seorang juara sejati.

Dalam persamaan matematis yang sederhana di atas, jika pengaruh E (Event) > R (Response) yang Anda ambil, Outcome-nya (O) akan lebih depengaruhi oleh Event (E). Namun, jika pengaruh E (Event) <>


Ketika terjadi gempa bumi pada tahun 1994 di Northridge, California, ada sebuah jembatan tol yang ambruk yang mengakibatkan para pemakai jalan harus menunggu antri 2-3 jam hanya untuk melewati bagian yang ambruk tersebut. Seorang wartawan CNN melakukan interview dengan para pengemudi yang umumnya kesal dengan kejadian tersebut. Seorang pengemudi mengungkapkan kekesalannya dengan berkata," Saya benci tinggal di California. Pertama kebakaran hutan, kemudian banjir, dan sekarang gempa, walaupun saya sudah berangkat pagi hari, tetap saja terlambat sampai kantor. Kemudian wartawan itu melanjutkan ke mobil yang lain, response pengemudinya sangatlah berbeda. Pengemudi itu tersenyum seakan-akan menikmati kemacetan itu, katanya," Saya berangkat jam lima pagi dari rumah dan saya memiliki banyak kaset yang enak untuk di dengar, istri saya menyiapkan kopi dalam termos saya, jadi saya tidak mempermasalahkan kemacetan ini." Dan jika memang kemacetan ini merupakan faktor yang mutlak, seharusnya semua orang akan marah. Demikian juga jika krisis ekonomi ini merupakan faktor utama, semestinya semua agent tidak ada yang berhasil. Bukti mengatakan lain, justru pada saat ini Top MA dan Top MB mencapai prestasi yang tertinggi karena jeli me-response terhadap event yang terjadi.

Cerita yang tidak kalah menguatkan bahwa Response jauh lebih penting dari Event terjadi di sebuah dealership mobil Lexus di California. Ketika terjadi perang teluk di awal tahun 90-an, penjualan mobil mewah anjlok drastis. Manager dari dealer tersebut sadar bahwa jika mereka tidak merubah Response-nya terhadap Event yang terjadi, mereka dengan terpaksa harus menutup dealer tersebut. Cara lama mereka dengan memasang iklan di koran dan radio tidak berhasil menarik calon customer ke showroom mereka, O (outcome)/hasilnya malah menurun. Sadar bahwa jika ingin agar hasilnya membaik, mereka harus mengubah Response mereka terhadap keadaan yang terjadi. Ia kemudian menugaskan para salesman-nya untuk membawa mobil itu ke pesta-pesta orang kaya, ke country club, ke lapangan golf dan menawarkan test-drive gratis bagi setiap orang di lingkungan elit tersebut. Pernahkah Anda melakukan test-drive mobil mewah dan setelah itu kembali menjalankan mobil lama Anda? Bagaimana perasaan Anda? Saya yakin Anda tidak puas dengan mobil Anda. Anda tiba-tiba merasa menemukan sebuah mobil yang lebih enak dari mobil Anda. Hal yang sama terjadi dengan orang-orang yang melakukan test-drive mobil Lexus, akibatnya penjualan mobil terangkat. Dealership ini telah mengganti Response mereka terhadap Event yang sama, alhasil Outcome/hasilnya berubah. Dan yang sangat mencegangkan, penjualan di tahun itu melebihi penjualan ketika perang telum belum terjadi. Believe it or not!


Progress... Progress...
Seorang juara sangat menyadari bahwa ia tidak boleh terlena dengan kesuksesan yang sementara. Jawablah pertanyaan saya, berapa kali dalam seumur hidup Anda menggosok gigi Anda? Saya yakin, puluhan ribu kali. Apa yang terjadi jika Anda berpikir, karena telah melakukannya setiap hari, Anda ingin berhenti melakukannya selama satu bulan ke depan? Saya yakin Anda mengerti maksud saya. Hal yang sama berlaku untuk motivasi diri; Anda tidak bisa hanya mengikuti beberapa seminar atau mendengarkan beberapa kaset motivasi dan tidak merasa butuh akan motivasi. Hal ini tidaklah benar, walaupun saya pribadi sering memberikan training motivasi kepada MA, saya sendiri setiap hari membaca buku motivasi dan memberikan target yang menantang untuk dicapai, ujung-ujungnya agar motivasi itu terus berkobar. Lihatlah iklan program diet yang gencar di media massa. Saya yakin jika Anda mengikutinya Anda akan kehilangan berat badan, namun hanya untuk sementara. Mengapa? Karena jika Anda tidak mengubah kebiasaan hidup sehat dan pola makan yang sehat, sukses Anda dalam menghilangkan berat badan Anda hanyalah suatu tujuan dan setelah tercapai tidak memiliki drive yang kuat untuk dipertahankan. Ada sebuah pepatah yang sangat mengembar-gemborkan langkah pertama; dikatakan bahwa dengan mengambil langkah pertama (Action), Anda telah menyelesaikan 50% kesuksesan Anda. Pepatah ini telalu naïf karena kesuksesan Anda lebih bergantung pada cara Anda secara konsisten, persisten dan pantang menyerah untuk tetap menghidupkan momentum dari tindakan Anda. Banyak orang dapat memulai sesuatu hal, namun begitu mudah berhenti ketika masalah datang. Sebelum Anda mengubah Action itu menjadi Habit (kebiasaan), sukses Anda tidak akan lama. Inilah rahasia yang paling utama dan jitu jika Anda ingin meraih sukses yang berkesinambungan.


Summary
Untuk mencapai kesuksesan dibutuhkan waktu, usaha, kesabaran dan daya tahan yang tinggi. Ingatlah bahwa dalam mengejar kesuksesan, Anda akan bertemu dengan rintangan, tantangan dan tembok yang tebal. Pada suatu saat Anda akan merasa bahwa Anda tidak mampu lagi untuk berkembang dan disaat inilah yang membedakan seorang juara dari rata-rata. Kebanyakan orang berhenti mencoba dan mengubur mimpi mereka ketika mereka merasa menghadapi tembok yang tebal, namun juara sejati menemukan bahwa dengan sikap yang pantang menyerah mereka dapat bertumbuh terus pada level yang tidak pernah terbayangkan. Jika Anda mengaplikasikan konsep-konsep sederhana yang dipaparkan di atas, Anda telah berjalan dalam arah yang benar dalam meraih kesuksesan Anda. Success will be Yours! ( Disarikan dari tulisan Dharmadi Dharmawangsa Fight Like Tiger Win Like a Champion)


BAYAR HARGA KESUKSESAN ANDA
Segala sesuatu yang kita kejar selalu menuntut bayaran. Hal yang paling umum yang diperlukan saat mengejar cita-cita ialah mengganggu zona nyaman. Zona nyaman Anda akan terusik atau bahkan harus Anda tinggalkan terlebih dahulu. Saat Anda ingin sukses di karir Anda, Anda harus meninggalkan zona nyaman Anda untuk bekerja dengan santai. Anda harus mau berkorban memberikan lebih dari yang diminta oleh bos atau atasan Anda. Anda harus meninggalkan ngobrol yang banyak disela kerja Anda untuk memanfaatkan waktu seoptimal mungkin. Mungkin Anda perlu pulang kerja sedikit terlambat dari jadwal yang telah ditentukan. Jika kita menginginkan sesuatu tanpa suatu kerja keras, tanpa suatu pengorbanan, tanpa melalui kesulitan, tanpa melalui pengambilan resiko, dan sebagainya, itu seperti mimpi disiang bolong yang tidak ada artinya. Pengejaran selalu diiringai keringat yang membasahi tubuh Anda.. Hal inilah yang sering menyebabkan orang enggan meraih prestasi tinggi. Bukan prestasi tinggi yang dia enggani, tetapi mereka enggan untuk meninggalkan zona nyaman mereka. Banyak yang sering berdalih kalau mereka sudah puas dengan kehidupan mereka. Yah, mungkin saja banyak yang sudah puas dengan kehidupan diri sendiri, namun mereka melupakan bahwa yang perlu diperjuangkan bukan hanya kehidupan diri mereka sendiri saja. Sukses adalah hak saya hak Anda dan Hak kita semua

2 Comments:

  1. Basrul said...
    Artikelnya bagus banget bu emilia. Boleh dong nih berbagi referensi buku ataupun Artikel.
    Just believe that you're a great person!
    Baka Kelana said...
    Lengkap dan detail artikelnya
    lumayan buat nambah pengetahuan gw

    thanks ya..

Post a Comment



My Video Channel:

Watch videos at Vodpod and more of my videos

KOMPAS.com - Sains

Info Pendidikan

About Singkong Indonesia (MSI)